Dua minggu ini gue menjalani kehidupan yang bener-bener
baru. Gue punya kantor baru. Gue punya tim baru. Gue punya tanggung jawab baru.
Selain itu gue juga jadi mahasiswa baru. Punya temen baru. Punya siklus
biologis baru. Hampir sebagian besar aktivitas hari-hari gue baru. Dan selama
dua minggu ini hal baru itu gue rasa lebih menyenangkan dari pada yang
sebelumnya. Semua lebih dinamis. Semua lebih menantang. Puji syukur
Alhamdulillah.
Namun, seperti teori yang ada, kalau ada sesuatu yang baru
kayak gini, pasti dikompensasi dengan mengorbankan sesuatu yang lama. Waktu.
Yap, betul banget. Di kehidupan yang baru ini gue harus memulai aktivitas dari
jam 7 pagi sampe jam 10 malem. Belum ditambah acara makan malem bersama ama
temen kampus yang kelaparan setelah debit kredit yang tak berujung imbang atau
belajar lagi untuk refreshment materi kuliah yang ada. Implikasi yang gue
sangat sayangkan adalah gue gak bisa nonton film serial kesukaan gue. Gue paham
pasti ekspektasi lo jauh lebih tinggi daripada film serial, tapi ingat
ekspektasi terlalu tinggi kadang menyakitkan jika itu tidak jadi kenyataan. Eat
that, Bro…!!! #salamjebret
Balik lagi ke fim serial. Akhir-akhir ini banyak banget film
serial yang lagi digandrungi. Sebut aja Glee, How I Met Your Mother, Grey’s
Anatomy, CSI dan kawan-kawannya. Semua fim itu banyak banget DVD nya, file bisa
di download dengan mudah di Indowebster, dan bahkan ada komunitasnya jadi
setiap ada update session bisa langsung tahu dan kemudian jadi bahan gossip
mereka. Tapi dari semua film itu gak ada satupun yang menarik hati gue. Gue
coba ikutin tapi gak asik aja. Gue pun punya jagoan film serial sendiri, yaitu
NCIS LA, Hawaii Five-O, dan Blacklist (pastinya disamping Ganteng Ganteng
Serigala, noted). Ini antimainstream, susah cari DVD nya, gue coba download di
Indowebster dan kawan-kawannya susah ketemu, dan gak banyak orang yang bisa
diajak ngobrol tentang 3 film serial kesukaan gue ini. Jadi ya dinikmati sendiri lah. Kecuali Ganteng
Ganteng Serigala, ada pembantu gue yang 15 menit film dimulai udah anteng depan
TV. Dia kira bioskop.
Hari minggu ini akhirnya gue bisa nonton lagi serial
kesukaan gue setelah 2 minggu bertubi-tubi gue pulang malem dan ujian setiap
minggunya di kampus. Meskipun re-run nya cuma NCIS LA, tapi paling gak udah bisa
mengejar ketertinggalan gue selama 2 minggu, secara gue juga gak bisa dapetin
sumber film itu. Sedih memang. Sesedih hati gue. #curhat
Anyway, dari semua kesedihan itu, gue memang punya alasan
tersendiri dan cukup kuat mengapa gue mengidolakan film serial ini dibandingkan
dengan orang lain. Film-film ini berkarakter, bukan cuma pemainnya tapi juga
ceritanya. Mereka sering banget menggunakan metafora yang keren dalam membangun
pesan cerita didalamnya. Yang terakhir gue nonton di hari minggu kemarin adalah
NCIS LA dengan sub tema minggu itu Frozen Lake.
Awalnya gue gak terlalu menyadari dan memahami istilah ini
pas di awal gue nonton. Tebakan gue paling gak jauh dari tempat musuh
bersembunyi, senjata pemusnah masal, atau nama misi rahasia. Namun, itulah NCIS,
selalu tak tertebak dan mengejutkan. Ternyata Frozen Lake sebuah metofora hubungan
antara Deeks dan Kensi. Dua dari empat tokoh utama yang selalu berantem
berselisih paham, suka berantem, dan suka saling ejek. Namun mereka berdua
adalah partner sejati yang kompak dalam menjalankan misi.
Singkat cerita Deeks dan Kensi ini punya sebuah ikatan yang
cukup kuat. Mereka gak mau salah satu diantara mereka ada yang terluka karena
mereka partner sejati. Contoh nyatanya ketika ada scene si Kensi lagi ditodong
senjata sama penjahat dari belakang, sementara itu si Deeks mencoba menolong.
Kensi udah nyuruh Deeks buat nembak, namun kali ini gak dilakukannya. Karena
apa? Karena Kensi adalah Frozen Lake-nya Deeks.
“Your frozen lake is
the name for what you want the most in the world and you want it, you want it
so bad that you’ll do anything to get it. Then your heart takes over and
because of that it destroys you in the end..” kata Kensi kasih tau Deeks, ketika mereka berantem
nenyalahkan satu sama lain kenapa itu penjahat lolos. Kensi gak terima penjahat
lolos, namun Deeks membela diri dia gak dapet ruang tembak.
Itulah Frozen Lake.
Setiap orang punya Frozen Lake-nya masing-masing. Layaknya Kensi dan
Deeks. Layaknya gue. Layaknya semua orang yang ada di dunia ini. Semua pasti punya
keinginan yang sangat besar terhadap sesuatu yang mereka impikan untuk miliki,
berusaha mati-matian untuk mendapatkannya, namun kadang karena ketergesaannya
itu pada akhirnya semua hancur berantakan.
Kita bisa ambil contoh dikehidupan kita sehari-hari. Ketika
lo mau buru-buru pergi ke kantor, namun tanpa disangka ada truk terbalik,
akhirnya sekeras apapun lo mencoba nerobos jalan tetep aja telat untuk sampe di
tempat tujuan dari waktu yang udah lo estimasikan.
Sama halnya kayak lo lagi mengejar deal besar sama klien,
ketika ada suatu hal terjadi sehingga menghambat proses dealing, akhirnya
sekeras apapun lo mencoba tetep aja dealing itu akan sedikit tertunda, meskipun
tetap jadi kenyataan.
Sama halnya kayak gue yang mencoba cari pekerjaan baru, kemudian
dipanggil untuk interview, bahkan ke perusahaan yang gak gue apply, tapi karena gue lagi bertugas di
Makasar, akhirnya sekeras apapun gue mencoba tetep aja gue gak bisa dengan
segera memulai proses seleksinya sampe gue balik ke Jakarta.
Sama halnya ketika dari dulu gue pengen banget melanjutkan
S2, tapi karena satu dan lain hal, akhirnya sekeras apapun gue mencoba gue baru
bisa masuk kuliah tahun ini.
Sama halnya ketika lo mau menjalani sebuah hubungan dengan
orang lain, tapi ada sesuatu yang menghalangi, ada sesuatu yang mengganjal, ada
cerita masa lalu yang jadi pembelajaran (atau bahkan pertimbangan), akhirnya
sekeras apapun lo mencoba lo gak bisa memulai itu semua karena lo gak punya
cukup keyakinan.
Apa kira-kira yang terjaid kalo 4 kejadian di atas kita
paksain untuk terjadi?
Kemungkinan terbesarnya adalah mobil lo lecet atau baret
baret karena senggolan sama motor.
Klien lo ngambek karena lo terkesan sangat ambi (ini istilah
terkini yang baru gue dapet yang artinya ambisius) sehingga klien lo ilfil dan
meninggalkan lo.
Gue mungkin sangat tidak efektif dan efisien pulang pergi
Jakarta – Makasar hanya untu interview awal, meninggalkan kerjaan gue disana,
dan berbuntut panjang terhadap performance.
Gue mungkin gak bakal dapet temen kuliah seseru dan
seantusias ini.
Lo mungkin akan menjalani hubungan yang dimana fondasinya
sendiri gak cukup kuat untuk menopang segala kisah lo selanjutnya, sehingga lo
harus mengeluarkan effort yang cukup besar untuk meneguhkannya sehingga fondasi
itu tertancap kuat tak tergoyahkan, atau bagian terburuknya, yang mana kita gak
mau semua itu terjadi, roboh di tengah jalan.
Kalau aja gue tergesa. Kalau aja gue memaksa. Kalau aja kita
gak sabar. “It destroys you in the end..”
Terus gimana caranya kita bisa dapetin itu semua? Mengambil
sesuatu yang sangat teramat kita impikan in the middle of Frozen Lake? Karena
kalo lo bisa mencapai itu kualitas hidup lo bisa aja jauh lebih baik. Apa kita
mundur dan menyerah?
"There is only one way to cross a frozen lake.. Do not run. Walk
slowly. Stop to look at everything. Take your time. It will wait for you.”
Deeks akhirnya mendapat jawaban dari Thapa, seorang Gurkha (ksatria India),
seorang patriot yang sangat bijaksana.
Kadang kita memang tidak perlu berlari kencang. Cukup
berjalan perlahan. Sampai teguh penuh keyakinan.
Jangan tergesa dan terburu, menghancurkan lapisan tipis es membeku, dan
menenggelamkan semua asa hingga akhirnya impian itu tetaplah semu.
Semua yang kita inginkan – masih dan akan selalu – menunggu disana. Semua yang menjadi rezeki dan milik
kita, akan diberikan oleh Tuhan pada waktunya.
Walalakhiirotu khoirul
laka minal ‘ulaa
Dan yang akhir bagimu lebih baik dari pada yang awal (mula)
(QS Ad-Dhuha, 4)
1 komentar:
nice share bor, anyway gue setuju tiap orang punya frozen lake nya (in most case, mungkin, seseorang yang lo pengen banget ada di kehidupan lo), but sometimes what you want most isn't what you need. Jadi nikmatin aja kali yaa apapun itu, setiap pertemuan, perpisahan, pasti akan jadi satu pembelajaran dalam hidup. Its start with a chapter and end with another chapter begin. salam jebret! -Rizkyhq-
Posting Komentar